Kamis, 05 Maret 2009

sedekah menghapus air mata

Siang itu, Seorang wanita sedang mengerang kesakitan diatas ranjang sederhana.”Ya Rabb.Sungguh besar curahan rahmat-Mu pada hamba – hamba-Mu yang selalu menjadikan-Mu sebagai penolongnya.Sungguh kami hamba-Mu yang lemah, tiada daya dan upaya selain uluran tangan-Mu agar kami mampu untuk menyelesaikan segala ujian dari-Mu.Ya Rabb bantulah kami.. Abi, penantian abi buat si buah hati kita begitu berarti bagi kita.Kehadiran Abi saat – saat ini buat menemani Umi disini satu keberkahan ilahi.Abi kan lebih bisa merapat dan mendekat lagi ke Umi. Abi kan menemani Umi di saat – saat ku memerlukan Abi”. ”Umi, sungguh Allah akan selalu bersama orang – orang yang sabar.Abi akan selalu bersabar menunggui Umi.Namun Abi meski pergi ke masjid sejenak saja.Umi kan relakan abi buat ke masjid sejenak saja, buat bermunajat kepada Rabb?” kata sang suami meminta izin pada isterinya.”Ya Allah berilah hamba-Mu kesabaran,kekuatan lahir dan batin agar aku bisa menjalani ujian ini dengan baik dan benar. Di saat kubutuhkan kehadiran sang suamiku tercinta dengan penuh kasih sayangnya, suamiku meski jauh dariku meski sejenak saja” seloroh sang isteri pada sang suaminya.”Umi, Allah itu An-Nashir Yang Maha Penolong. Abi lihat pertolongan Allah begitu nyata lagi dekat.Bersabar beberapa saat itu penolong kita. Memenuhi panggilan Rabb tepat waktu itu satu perisai saat kita dalam kesulitan sesulit apapun.” kata sang suami pada sang isteri. ”Alhamdulillah, segala puji bagi-Mu ya Allah yang telah memberiku seorang suami yang lebih mendahulukan memenuhi panggilan-Mu daripada memenuhi kepentingan keluarganya. Ya Allah, Engkaulah Al-Hafidz Yang Maha Memelihara. Engkau kan selalu memelihara setiap ciptaan-Mu yang menjadikan-Mu Rabb baginya.Ku tahu ini bagaikan mencari burung gagak nan putih warnanya.Seorang suami lebih memenuhi panggilan Rabbnya di saat kehadirannya begitu berarti bagi sang isteri dan bakal buah hatinya.Kerelaan sang isteri buat sang suaminya demi mendapatkan pertolongan dari Rabb begitu berarti bagi suami tercinta”.Rumah bambu mungil, diatas sungai itupun terasa ikut merasakan kepedihan wanita yang berumur tiga puluh lima tahun itu merelakan sang suami pergi ke masjid buat bermunajat kepada Rabb, seorang suami yang cintanya kepada Allah melebihi segala cintanya kepada selain Allah ” Ya Allah, Engkaulah Ar- Rahman Yang Maha Penyayang.Kasih sayang-Mu begitu luas tercurah untuk seluruh makhluk-Mu.Engkau lebih tahu
dari kami.Aku, tempat tinggal bagi wanita yang sholehah ini menjadi saksi atas kesholehannya. Aku memohon pada-Mu.Berilah ia pertolongan-Mu.Berilah ia kemudahan dalam menyelesaikan ujian ini Ya Rabb.” kata rumah bambu mungil itu memohon pada Rabbnya. ” Ya Allah, Engkaulah Al-Muhaimin, Yang Maha Memberi Rasa Aman dan ketenangan bagi setiap ciptaan-Mu.Aku, hamba-Mu yang lemah memohon kepada-Mu berilah wanita sholehah ini rasa aman dan ketenangan disaat ia
sekarang sedang dalam kegelisahan dan membutuhkan pertolongan-Mu. Ampunilah segala dosa – dosanya dan dosa sang suaminya.” pinta ikan – ikan yang sedang berenang disamping rumah bambu mungil tersebut menyaksikan keberangkatan sang suami yang sedang berangkat ke masjid buat mendahulukan memenuhi panggilan Rabbnya.Dalam perjalanan, sang suami dengan segala resikonya – dicaci maki tetangga, dicemooh masyarakat sekitarnya, dianggap bukan suami qowwam suami yang tidak bertanggungjawab kepada keluarga - karena meninggalkan isteri untuk sementara waktu buat mendahulukan memenuhi panggilan Rabbnya. Mengingat usia kandungannyapun yang memang teah sampai sembilan bulan sepuluh hari.Waktu yang mendebarkan bagi pasangan suami istri untuk menunggu kehadiran anak kelimanya itu..Selepas sholat iapun bermunajat kepada Rabbnya”Ya Rabb, Engkaulah Al-Muyassir, Tuhan Yang Maha Mempermudah segala urusan bagi hamba – hamba-Nya yang selalu bergantung kepada-Mu. Ya Rabb, sungguh jika Engkau berikan pertolongan-Mu kepada hambaMu yang Engkau kehendaki, tiada seorangpun yang bisa menghalangi.Namun sebaliknya, jika Engkau jauhkan pertolongan-Mu pada hamba – hambaMu, tiada satupun yang bisa menolongnya.Ya Rabb,sungguh pertolongan-Mu amat dekat buat hamba-hamba-Mu yang mau berserah diri kepada-Mu ”. Itulah seorang suami wanita itu, Nashir namanya, usianya pun telah sampai tiga puluh delapan tahun.Ia salah seorang aktifis dakwah masjid di desa yang tidak jauh dari stasiun kereta api kecil di Kabupaten Banyuwangi.Ia seorang penyabar dalam kesulitan apapun.Ia dikarunia seorang isteri yang begitu setia dan taat pada sang suami dan Rabbnya.Mereka sama – sama satu fikrah, satu pandangan dalam mengarungi bahtera kehidupan. Pasangan sejati yang sama – sama menjadikan cintanya kepada Rabb melebihi cintanya kepada selain Allah, lebih – lebih pada zaman sekarang.Seolah tidak kita temukan sosok yang demikian ini. Seolah semuanya hanya fiktif, hanya dalam hayalan semata.Hampir setiap hari, di media massa baik media cetak ataupun audio visual, sudah barang pasti akan memberikan informasi kehancuran rumah tangga baik bagi kaum borjuis ataupun kalangan orang biasa bahkan orang pinggiran. Namun inilah kenyataan hidup yang meski dijalani oleh seorang Nashir dalam mengarungi bahtera kehidupan dan rumah tangganya.Ia meski menunggui istrinya,menunggu kelahiran sang buah hatinya, namun sesekali ia meski pergi ke masjid menunaikan kewajibannya sholat lima waktu. Namun tidak seperti biasanya Nashir yang senang berlama – lama di masjid itu, hari itu segera pulang begitu selesai menunaikan sholat.Ada gurat kesedihan diwajahnya. Seakan – akan air mata yang keluar dari wajah isterinya ikut menetes membasahi pipi Nashir.
Aneh, tidak seperti biasanya. Nashir memberikan uang seribu rupiah, pada seorang kecil bernama Sakinah.” Ini buat beli permen, nak” katanya.Itu dilakukannya setelah sholat Subuh. Setelah sholat Dhuha ia kembali memberikan uang kecil kepada anak disekelilingnya.Setelah selesainya sholat Dhuhur, hari itupun masih dilakukannya. Ia memberikan uang ke beberapa anak tetangganya yang masih kecil.” Ya Allah, Engkaulah Al-Hadi Yang Maha Memberi Petunjuk. pertemukan hamba-Mu ini dengan hamba – hamba-Mu yang baik – baik.Izinkan hamba-Mu berbagi dengan mereka meski hanya sedikit.Ya Rabb, kemurahan-Mu demi……” menghapus duka laranya Ia berkata kepada teman – temannya”Isteriku akan melahirkan.Sejak kemarin sudah terasa sakit. Namun kok belum keluar – keluar. Ini mungkin karena kurang sedekah.” Demikianlah keyakinan Nashir bahwa kesulitan akan hilang dengan perantaraan sedekah.
“Ayo mi’, jangan putus asa, sedikit lagi” terlihat Nashir memberi semangat. “Sudah tidak kuat Bi “ keluh wanita penyabar itu. “Terus mi’, Allahu Akbar” pekik Nashir dengan suara tertahan. Alhamdulillah, Allah menurunkan pertolongannya. Sebelum Ashar, anaknya yang kemudian diberi nama Hajar itupun lahir dengan selamat.tanpa ke rumah sakit, bahkan tanpa pertolongan seorang bidanpun apalagi dukun. Dengan tangannya sendiri ia mengurusi persalinan isterinya. Sedekah memang benar-benar ajaib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar