Kamis, 05 Maret 2009

back to Al-Qur'an

khir Mei nanti harga BBM akan dinaikkan hingga 30 %, tentunya harga bahan-bahan pokok, seperti sembako, hasil-hasil pertanian, hasil pertambangan, dan lain sebagainya juga akan naik pula. Menghadapi himpitan ekonomi tersebut kita pasti bertanya dalam hati kecil kita, betapa sulit hidup ini ? untuk menghadapi hal itu tentunya kita harus berfikir cerdas, jangan maunya sendiri. Kesulitan mungkin tidah hanya dirasakan oleh rakyat kecil saja, tapi pemerintah kit kelihatannya juga kesulitan menghadapi masalah di atas. Bayangkan ! bermula dari melejitnya harga minyak dunia dari $ 60/barel menjadi $ 120/barel. Yang dimana, setiap kenaikan $ 1/barel saja pemerintah menggunakan cadangan APBN sebesar 3 triliyun rupiah, apalagi kenaikan yang mencapai $ 60, bisa-bisa Rp. 180 Triliyun dirogoh dari kocek negara. Dari mana uang itu ? sebenarnya pemerintah sudah melakukan berbagai langkah untuk menutupi defisit anggaran APBN. Diantaranya yaitu dengan menjual aset negara, seperti yang kita lihat beberapa BUMN sudah tidak dikelola oleh pemerintah sendiri, melainkan dikelola oleh pihak asing. Langkah lainnya adalah hutang, setiap kali anggaran APBN defisit, negara akan meminjam dana ke IMF dan IGGI. Kedua cara tadi tidak mungkin dilakukan lagi, mengingat warisan BUMN yang kian terjual habis, dan utang pada IMF dan IGGI yang berjumlah triliyunan rupiah yang belum terlunasi. Sehingga cara yang akan dilakukan pemerintah untuk menutupi anggaran negara adalah hanya dengan menaikkan harga, seperti yang sudah dilakukan oleh negara-negara tetangga, yang dimana harga BBM per liter berkisar Rp. 10.000 – 20.000.
Di samping harus berfikir cerdas, kita sebagai muslim alangkah bijaknya jika kita kembali pada Al-Qur’an, Allah berfirman :




ِArtinya : ”Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (QS. An-Nahl : 89).
Dari Ayat diatas sudah jelas, bahwa Al-qur’an diturunkan tak lain dan tak bukan, sebagai penjelas, petunjuk, rahmat, dan kabar gembira. Di samping itu, di dalam Al-Qur’an juga terdapat rahasia-rahasia Allah yang tidak dapat diketahui kecuali oleh Allah sendiri. Bahkan banyak misteri kehidupan kita, yang kita sendiri tidak mengetahuinya. Salah satu contoh rahasia itu terdapat dalam salah satu huruf pada awal-awal surat seperti surat Al-A’raf yang diawali dengan ”Alif Laam Mim Shaad”. Menurut Ibnu Jarir Makna ”Alif Laam Mim Shaad” hanya Allah lah yang mengetahuinya. Dari sini rahasia itu tidak dapat diketahui oleh manusia, karena itu ia bagaikan kata kunci yang tidak dapat diketahui kecuali oleh pemiliknya, ibarat sebuah brankas yang berisi permata, emas, dan barang-barang berharga lainnya ada kata sandinya yang hanya dapat dibuka oleh pemiliknya. Demikian juga dengan ”Alif Laam Mim Shaad” merupakan kata kunci yang hanya diketahui oleh Allah. Yang di dalamnya terdapat rahasia, keutamaan-keutamaan yang melimpah ruah.
Al-Quran adalah penjelas (pembimbing) setiap masalah yang kita hadapi, kebanyakan umat islam bingung menghadapi masalahnya, mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka memiliki sesuatu yang sangat berharga yang dapat menyelesaikan segala masalahnya, yakni Al-Quran. Karena di dalam Al-Quran semua masalah dapat diselesaikan, Al-Quran menerangkan seluruh aspek-aspek kehidupan mulai dari masalah yang kecil sampai masalah yang besar, semua dijelaskan dan diatur karena Al-Quran itu sendiri di turunkan untuk membimbing kehidupan manusia menjadi kehidupan yang menyenangkan, aman, dan sejahtera.
Menghadapi masalah diatas, langkah lain disamping yang telah disebutkan di atas, mestinya adalah agar kita melakukan efisiensi (tidak hidup boros). Kalu kita amati mungkin pemerintahan kita tergolong pemerintahan yang boros. Misalnya saja, kegiatan kepala daerah berkunjung ke suatu tempat yang diikuti oleh puluhan mobil. Berapa liter BBM yang digunakan untuk kegiatan tersebut ? Belum lagi uang konsumsinya, dan yang lebih parahnya lagi kegiatan seperti itu hampir dilakukan setiap hari oleh seluruh Kepala Daerah di Indonesia. Masih banyak contoh-contoh pemborosan lain, seperti pembangunan gedung-gedung bertingkat. Ternyata setelah diamati, banyak lantai-lantai yang tidak sepenuhnya digunakan. Dan pembangunan sarana umum yang menggunakan dana banyak, yang kurang begitu bermanfaat. Seperti pembangunan Lapangan terbang di daerah yang daya beli masyarakatnya rendah. Tidakkah kita sadar, Betapa borosnya kegiatan yang demikian ? Uang siapakah yang digunakan untuk semua itu ? yang jelas itu uang rakyat, uang negara. Hal yang demikian itu dicela oleh Allah dalam Al-Qur’an ”Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al-Isra’ : 26-27). Seandainya bila kegiatan seperti itu dikurangi atau dipola sedemikian rupa. Dana-dana di atas tentu akan lebih bermanfaat jika dialokasikan untuk pihak yang lebih membutuhkan.
Langkah lain untuk menyiasati masalah-masalah di atas, adalah dengan Mengingat Allah melalui membaca, mentadaburi, dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Seperti yang dicontohkan oleh para sahabat yang menjadikan Al-Quran sebagai way of life (pedoman hidup). Agar kita mendapatkan hikmah dalam membaca Al-Qur’an. Ketika membaca kita hendaknya merasakan yang membaca Al-Quran itu bukan kita melainkan Nabi Muhammad saw. sendiri, lalu kita hendaknya merasakan yang menyampaikan adalah Malaikat Jibril as. sendiri, dan bayangkan bahwa yang membaca adalah Sang pemilik kalimah Yang Agung tersebut, yakni Allah SWT. Tentunya kita tidak hanya mencukupkan diri untuk membacanya, tetapi juga mentadabburi dan mengamalkannya. Dengan demikian hikmah dan rahasia-rahasia Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an diberikan kepada kita. Sehingga tidak ada keraguan akan Al-Qur’an dalam hati kita dan hilanglah segala kesulitan yang disebabkan oleh permasalahan-permasalahan diatas.
Maka marilah kita kembali kepada Al-Quran, jadikan Al-Quran sebagai alarm, yang mengingatkan kita ketika lalai. Dan jadikan pula Al-Qur’an sebagai rem, yang menghentikan kita ketika terjerumus. Mudah-mudahan kita sekalian dijadikan orang yang ahli Al-Qur’an baik ahli membacanya, menghafalkannya, mentadaburinya, lebih-lebih mengamalkannya. Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar