“Bacalah,” kata orang asing yang belum pernah dilihatnya itu. “Aku.. tidak bisa membaca,” jawabnya berdebar-debar. Orang asing itu tiba-tiba memegang dan merangkulnya erat hingga ia susah bernafas, tubuhnya lemas. Setelah dilepaskan. Orang asing itu berkata lagi, “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia)d dengan perantaraan Al-Qalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al-Alaq : 1-5).
Laki-laki yang tidak bisa membaca dan menulis (ummy) itu kemudian mengulang bacaan tersebut dengan hati bergetar, tubuhnya berguncang hebat, sekujur tubuhnya basah oleh peluh. Muhammad bin Abdullah lalu ber-gegas pulang menemui istrinya seraya berkata, “Selimuti aku selimuti aku !” Setelah badannya tidak lagi menggigil ia bertanya pada istrinya dan menceritakan apa yang dialaminya. “Aku khawatir pada diriku” katanya.
Setelah menghibur sang suami, sang istri membawanya kepada seorang yang bernama Waraqah ia pun menceritakan kejadian yang dialaminya. Waraqah berkata, “Yang datang kepadamu itu adalah Jibril, malaikat yang pernah datang kepada Musa”. Kemudian ia melanjutkan, “Demi yang diriku berada di tangan-Nya, engkau adalah benar-benar nabi ummat ini”.
Itulah sekilas peristiwa tentang turunnya Al-Qur’an. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar untuk mondar-mondar ke Gua Hira. Siapa sangka, ternyata pilihannya untuk mengasingkan diri disana, sebetulnya merupakan skenario Allah. Dengan cara itu ia tengah dipersiapkan untuk menerima sebuah beban risalah yang amat berat. Pada saat itu, kamis 17 Ramadhan 500 H, atau tepatnya 16 Agustus 610 M. merupakan turunnya ayat pertama Al-Qur’an. Pada hari itu pula, Muhammad merasakan saat yang paling monumental di usianya yang genap 40 tahun, ia mengalami kejadian yang luar biasa. Hari itu, disaksikan Gua hira dan Alam semesta, Allah melantiknya menjadi utusannya, ia resmi menjadi Nabi dan Rasul. Dan Sejak hari itu, seluruh umat manusia telah merdeka dari penjajahan paganisme, kemusyrikan, dengan memerangi kebatilan menuju peradaban suci yang menegakkan risalah ilahiyyah.
Peringatan Nuzulu-l-Qur’an merupakan salah satu peristiwa istimewa di kalangan kaum muslimin dan seluruh umat manusia yang menghendaki petunjuk dan bimbingan Allah SWT. Demikian pentingnya peristiwa ini karena di dalamnya terkandung berbagai hikmah, ibrah (renungan), dan pelajaran-pelajaran yang sangat berharga bagi seluruh umat manusia sebagai bekal dunia akhirat. Sungguh Rasulullah SAW tidak meninggalkan bekal ataupun warisan yang lebih mulia sebelum beliau meninggal kecuali dua bekal abadi dalam mengarungi kehidupan dunia guna menggapai kebahagiaan kehidupan akhirat, yakni Al-Qur’an yang berisi petunjuk umum Allah SWT serta Hadits yang berisi penjelasan petunjuk umum tersebut dari Nabi Muhammad SAW. Jika umat manusia mau berpegang teguh kepada dua petunjuk utama tersebut niscaya akan selamat dan bahagia di dunia dan akhirat
Tidak jarang kita memperingati peristiwa Nuzulu-l-Qur’an. Satu hal yang perlu kita kaji lebih mendalam dari peristiwa ini adalah apa saja sih diantara keistimewaan Al-Qur’an sehingga kita perlu untuk memperingatinya ?
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, ampunan dan bulan untuk memelihara diri dari segala siksa api neraka. Salah satu rahmat yang Allah berikan di bulan Ramadhan adalah malam Nuzulu-l-Qur’an. Begitu pentingnya Al-Qur’an karena “Al-Qur’an itu sebaik-baik petunjuk dalam menyelesaikan berbagai permasalahan hidup manusia”. Orang yang kesulitan dalam menjalani hidup, Al-Qur’an memberi petunjuk penyelesaiannya agar ia tidak berputus asa, selalu optimis dalam menggapai apa yang menjadi target hidupnya dengan terus bekerja, bekerja dan terus bekerja keras diiringi dengan do’a hingga tercapailah targetnya. Demikian ini dengan terus bekerja keras tanpa mengeluh sedikitpun maka kesulitan – kesulitan hidup yang ia rasakan, pelan tapi pasti akan semakin diberi jalan keluar dan kemudahan – kemudahan didalamnya. Allah SWT berfirman : ”Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang – orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan dan yang nayata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. At-Taubah: 105)
Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi setiap orang yang mengalami kesulitan hidup selain bekerja, bekerja dan terus bekerja keras hingga tercapai cita-cita dan target-target dalam hidupnya.Untuk memperlancar pekerjaan dan target-target hidupnya, ia perlu mengiringinya dengan memperbanyak berbagi dengan kaum dhu’afa’. Ia hendaknya juga gemar bersedekah, berinfak, berzakat dan gemar menolong siapa saja yang membutuhkannya. Ia hendaknya mau berbagi dengan orang-orang lemah, memperhatikan anak- anak yatim, mau memberi makan kaum fakir miskin. Ia harus berani menyisihkan hartanya bagi orang lemah yang membutuhkannya. Demikian ini karena Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada umatnya satu suri tauladan mau berbagi dengan yang lemah. Beliau mengajarkan “Sesungguhnya kalian akan ditolong oleh Allah karena kalian mempedulikan orang”. orang yang lemah diantara kalian. Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW pernah bersabda “Jika ditangan kananku masih ada sebiji kurma yang bisa aku berikan kepada orang yang membutuhkannya, maka sebiji kurma itu akan aku berikan kepada orang itu.” Bersedah itu nikmat, bersedekah itu membuka pintu rizki, bersedekah itu solusi. Mari kita bersedekah dan berzakat agar cinta kita berbuah surga.
Keistimewaan lain dari Al-Qur’an adalah didalamnya berisi obat segala penyakit. Ketika kita dalam keadaan resah gelisah dan tidak tenang, Al-Qur’an memberi obat agar kita selalu memperbanyak ingat kepada Allah. Memperbanyak diri untuk semakin merapat kepada-Nya. Allah SWT berfirman “Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah hatimu akan menjadi tenang.”
Mengetahui manfaat dan petunjuk yang diberikan Al-Qur’an yang begitu melimpah. Terlebih dimana saat pembuatannya memakan kurun waktu yang lama, Ayat demi ayat dirangkai sesuai tertib surat yang urutannya mengisyaratkan bagaimana membuka lembaran-lembaran kehidupan dengan cara-cara yang baik dan menutupnya dengan cara yang baik pula. Marilah kita hargai wahyu allah, kita hargai perjuangan Nabi dan Para Sahabat saat merangkainya dengan membacanya, menghafalkannya, mentadabburinya, serta mengamalkan apa yang ada di dalamnya. Marilah kita tegakkan peradaban suci ini dengan membiasakan hidup qur’ani dengan mengurangi diri dari pengaruh negatif (TV, HP, radio), mantapkan visi untuk menjadi hafidz Qur’an, putar murottal AL-Qur’an, jadikanlah bulan lain layaknya bulan ramadhan. Semoga kita bisa mengambil ‘ibrah, pelajaran dan hikmah-hikmah yang terkandung dalam Al-Qur’an. Nuzulu-l-Qur’an membentuk pribadi muslim yang Qur’ani, menegakkan peradaban qur’ani yang akan mendapat kebahagiaan dunia akhirat. (imq)
Kamis, 05 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar