Seringkali timbul pertanyaan dalam diri kita, bagaimana bentuk surga dan neraka itu ? adakah pembatas antara surga dan neraka ? dalam Al-Qur’an disebutkan : “Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga:" Salaamun 'alaikum". Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang lalim itu". (QS. Al-A’raf : 46-47)
Selain menciptakan surga dan neraka, Allah juga menciptakan tempat yang membatasi antara surga dan neraka. Tempat itu dinamakan Al-A’raf, letaknya berada lebih tinggi di antara surga dan neraka. Di tempat itu para penghuninya dapat melihat Keadaan surga dan neraka. Lalu siapa penghuninya ?
PARA ASHABUL A’RAF
Banyak riwayat yang menyatakan siapa saja orang yang akan menghuni A’raf, antara lain :
a. Orang yang amal baik dan amal buruknya seimbang
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.” (Al-Qaari’ah : 6-9)
Setelah kiamat, semua manusia akan ditimbang amalnya saat mereka masih di dunia. Jika berat amal baiknya, maka ia akan dimasukkan di surga, sedang jika ringan amal baiknya, maka ia akan dimasukkan ke neraka. Karena dalam ayat lain : “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya” (QS. Al-An’am : 132) jika amal kita seimbang maka kita akan menjadi penghuni A”RAAF .
Seperti yang tercantum pada ayat diatas, “dan di atas A'raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan (penghuni surga dan neraka) itu dengan tanda-tanda mereka……. Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). (543) Al A'raaf artinya: tempat yang tertinggi di antar surga” (QS. Al-A’raf : 46)
b. Orang yang Keluar di Jalan Allah tanpa seizin orang tuanya
Rasulullah saat ditanya, siapa penghuni a’raaf ?. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya mereka adalah Kaum yang keluar di jalan Allah tanpa izin dari orang tuanya, dan terbunuh di jalan Allah” Islam memang menghalalkan kita untuk berjuang membela agama islam, keluar untuk jalan Allah. Namun, jika tanpa izin orang tua, apabila kita terbunuh saat membela jalan Allah kesyahidan kita ngambang. Sehingga, kita masih belum masuk surga. Dan kita digolongkan menjadi Ashabul A’raaf.
Lalu bagaimana keadaan mereka ? di A’raaf para penghuninya dapat melihat surga serta neraka. Jika melihat para penghuni surga mereka mengucapkan, “Saalamun ‘alaikum” keselamatan atas kalian. Hal ini dikarenakan, mereka ingin sekali memasuki surga tapi tidak bisa. Sebaliknya saat melihat penghuni neraka, mereka akan berdo’a, : "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu". Hal ini karena mereka tak kuasa melihat siksaan neraka. Mereka takut akan siksaan neraka, dan mereka pun percaya akan benarnya siksaan neraka. Sehingga mereka pun akan menyesal telah melakukan kezhaliman, sehingga menyebabkan mereka masuk ke dalam A’raaf.
Ibarat terdakwa yang sedang menunggu keputusan hakim, mereka akan senantiasa menunggu datangnya syafaat Nabi Muhammad, semua orang yang mendapat syafaat nabi akan dimasukkan ke surga. Melihat ciri-ciri di atas, loloskah kita dari ciri-ciri penghuni A’raaf. Coba hitung waktu kita dalam sehari (1 x 24 jam). Lebih banyak mana amal baik ataukah amal buruk yang kita kerjakan ? teliti dengan seksama tiap detik waktu yang kita jalani, karena jika tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya kita akan rugi, jangan biarkan tiap detik kita bersimbah dosa. Jangan sia-siakan waktu kita, dan jangan sepelekan waktu yang Cuma sebentar. Karena jika, timbangan kebaikan dan timbangan keburukan kita sama atau seimbang, kita akan menjadi penghuni A’raaf, yang tidak dapat menikmati nikmatnya surga. Sudikah kita menunggu hingga bertahun-tahun lamanya, diam termenung tanpa kesenangan ?. tak maukah kita menikmati fasilitas-fasilitas surgawi yang melebihi dari apapun ?
Marilah sedari sekarang kita jadwal waktu kita, kurangi aktivitas-aktivitas yang mendorong kita untuk melakukan dosa. Perbanyak aktivitas iman kita, seringlah membaca Al-Qur’an, ucapkan asma Allah sebanyak mungkin dengan berdzikir, agar kita tidak tergolong sebagai Ashabul A’raaf. Berdo’alah kepada Allah Semoga kita tidak digolongkan sebagai penghuni A’raaf, semoga kita menjadi Penghuni surga, dijauhkan dari neraka. karena lebih baik jika kita langsung memasuki surganya Allah yang tiada tara indah dan nikmatnya. Amiin (imq)
Kamis, 05 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar