Kamis, 05 Maret 2009

Esensi Syahadat

Seperti yang kita ketahui, Rukun Islam ada 5, yaitu : Bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa muhammad utusan Allah, Mendirikan Sholat, Menunaikan Zakat, Puasa Romadhon, dan Haji bagi yang mampu.
Setiap Muslim berkewajiban melaksanakan dan mengamalkan seluruh Rukun Islam. Kita tidak boleh hanya melakukannya satu-satu, seperti bersyahadat tetapi tidak sholat, sholat tetapi tidak puasa, begitu juga sebaliknya. Bahkan dalam hadist dikatakan, “Tidak sempurna islamnya seseorang, jika tidak melaksanakan semua Rukun Islam”.
Membahas rukun yang pertama, kata laa ilaha illallah harus kita tanamkan pada hati kita. Bahwa tiada tuhan, tiada yang memberi rizki tiada segalanya, selain Allah SWT. harus ada pada hati kita. Karena syahadat merupakan kesaksian, hal ini mengandung makna Janji atau ikrar atau pernyataan keyakinan bahwa Allah itu ada, maha kuasa.
Selain kita mengakui keesaan Allah, kita juga harus bersaksi bahwa Nabi Muhammad Utusan Allah, utusan disini berarti bahwa Nabi Muhammad diutus ke Bumi untuk menjadi panutan dan dicontoh oleh umat islam. Oleh karena itu, kita harus meyakini dalam hati, membenarkan dalam lisan, mengaplikasikan dalam perbuatan segala perkataan, amal perbuatan, dan segala aturan yang dilakukan oleh Nabi. Jika melenceng dari Tata Cara yang telah disampaikan Nabi. Maka, belum sempurna kesaksian kita.
Eksistensi Syahadat ini menjadi dasar bagi rukun yang lain. Layaknya, sebuah rumah atau gedung, syahadat merupakan pondasi yang menumpu Komponen yang lain. Pernyataan itu tidak serta merta hanya diucapkan dalam lisan saja, tetapi didasarkan keikhlasan dari dalam hati. Mengapa demikian ? karena keikhlasan menjadi salah satu syarat diterimanya amal perbuatan. Seperti dalam sebuah hadist Nabi ”Barangsiapa mengucap Laa ilaaha Illallah dengan ikhlas, maka ia akan masuk surga. (HR. Imam Bazar).
Keselarasan kedua syahadat tersebut menentukan kwalitas keislaman & keimanan seseorang. Namun tak ayal kita harus meleng-kapi keempat rukun yang lain.
Rukun Selanjutnya, Sholat, ”Sholat adalah tiang agama”. hadist Nabi SAW tersebut memberi gambaran betapa pentingnya sholat, jika kita meninggalkan sholat, berarti kita telah merobohkan tiang agama, begitu juga sebaliknya. Sholat pun juga dapat mencegah dari perbuatan Keji dan Munkar, namun, kenapa kita semua masih melakukan perbuatan yang keji dan munkar ?. hal itu disebabkan karena kita belum cukup mampu menembus kekhusukan dan keihlasan dalam melaksanakan Sholat.
Zakat, rukun yang satu ini, merupakan rukun yang dapat mempererat hubungan antar manusia karena Hablum Minan Nas (hubungan timbal balik sesama manusia). Semua muslim baik kaya atau miskin, baik perempuan atau laki-laki diwajibkan untuk menunaikan zakat, untuk menghilangkan status miskin bagi semua muslim. Namun kenyataannya, di negeri ini saja masih banyak saudara muslim kita yang masih kekurangan sandang pangan. Seperti kasus kelaparan di Makassar, Sulawesi Selatan. Itu merupakan kewajiban kita bersama demi kesejahteraan dan keadilan masyarakat.
Puasa, jiwa yang suci dan tenang, badan yang sehat, lebih mendekatkan diri kepada Allah itu merupakan sedikit efek bagi orang yang melakukan puasa. Bahkan, dalam dunia kedokteran dijelaskan puasa juga dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Namun, biasanya semua ibadah itu akan berangsur-angsur luntur ketika bulan Ramadhan telah berlalu. Itu merupaKan pertanda bahwa kualitas puasa kita masih jauh dari kata maksimal. Pada dasarnya, pada bulan itu kita ditraining selama satu bulan agar bisa mengendalikan hawa nafsu yang akhirnya dapat diaplikasikan tidak hanya di Bulan suci Ramadhan, tapi juga untuk di kemudian hari.
Haji, inilah ibadah yang tidak sembarang orang sanggup melakukannya. Keadaan fisik, mental, & keadaan ekonomi harus dipersiapkan agar bisa melakukannya. Namun, banyak orang yang sanggup haji ke baitullah, tapi belum mendapatkan predikat ”mabrur” pada dirinya, karena niatan dan amal-amal yang kurang sempurna. Ada pula yang sanggup berhaji hingga beberapa kali, bukannya tidak mendapat apa-apa. Namun, alangkah mulianya bila digunakan untuk menghajikan orang tua, saudara, kerabat. Agar semua dapat melakukannya.
Jika kita sudah melakukan semua rukun tersebut, barulah kita dianggap sebagai muslim yang sempurna, sebaliknya jika tidak melaksanakan sedikitpun dinamakan kafir, seseorang yang melakukan bolong-bolong dinamakan Fasiq, dan jika hanya diucapkan dalam lisan dinamakan Munafik. Kelima rukun Diatas harus saling terkait. Pengamalannya membutuhkan keikhlasan dan kesabaran.
Semoga Allah menjadikan kita semua menjadi-
Muslim yang sempurna, Amin........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar