Kamis, 05 Maret 2009

jangan permainkan agama

“(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan Pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.”
Di zaman sekarang, banyak orang yang mempermainkan agama, agama hanya digunakan sebagai tameng, sebagai penyamar, tak ada yang memperdulikan agama, mereka menganggap agama sebagai senda gurau. Betapa nistanya orang-orang tersebut, yang selalu mempermainkan agama. Kita lihat, mayoritas warga negara kita beragama islam, kesemuanya tertulis dalam kartu tanda penduduknya beragama islam. Namun, mereka beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajiban kepada-Nya. Mereka mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi mereka menentang sunnahnya dan mematikan syari’atnya. Mereka membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak mereka amalkan. Mereka berkata, “Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi mereka tentang ayat-ayatnya. Mereka menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkan dari syurga. Setiap saat mereka merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap mereka tidak bersyukur kepada-Nya. Allah memerintahkan mereka agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” (QS. Al Faathir : 6). Tetapi mereka musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
Contoh lain, saat ini menjelang pemilu banyak calon legislatif yang menampilkan ayat Al-Qur’an dalam gambar kampanyenya, padahal belum tentu mereka membacanya, atau mengamalkannya. Ada juga yang menampilkan gambar para ulama’, padahal mereka belum tentu bertawadhu’ kepadanya, belum tentu mereka belajar pada-Nya, dan belum tentu mereka (caleg) menghormati para ulama’ tersebut.
Saat ini zaman sudah amburadul, banyak terjadi degradasi moral. Saat ini, hanya 20 % siswa-siswa di seluruh indonesia saja yang bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dan yang mendirikan sholat mungkin dapar dihitung dengan jari. 75 % di antaranya sudah perokok dan peminum minuman keras. Dan banyak siswi perempuan yang sudah tidak perawan, masya Allah betapa bejatnya akhlak pemuda sekarang.
Balasan yang akan diterima bagi mereka yang mempermainkan agama adalah akan dijebloskan ke neraka. Mereka tidak akan diberi syafaat, dan akan terus disiksa. Seperti Dalam ayat lain disebutkan, “Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.” (QS. Al-An’am : 70)
Fenomena-fenomena buruk di atas, terjadi karena mereka lebih mementingkan kehidupan dunia, dalam ayat lain : “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya ?” (QS. Al-an’am : 32). Kehidupan dunia adalah semu, dan sementara. Dan Akhirat lebih baik dari kehidupan dunia manapun.
Bermain adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, kadang bisa membuat senang, tertawa, gembira, dan bahagia. Yang biasa dikerjakan oleh anak kecil ingusan, yang belum tahu apa-apa. Marilah kita berpikir dewasa, jangan seperti anak kecil yang bisanya hanya bermain, marilah kita renungkan, dewasakah kita ? berapa umur kita ? pantaskah jika kita bermain-main seperti anak kecil ? jika kita bermain-main seperti anak kecil saja kita pasti akan ditertawakan, tapi kenapa kita sampai tega mempermainkan agama Allah. Dalam rangka Maulid Nabi ini, Nabi mungkin tak kuasa melihat kebiadaban ummatnya yang tega mempermainkan agama yang diperjuangkannya. Nabi pun akan malu melihat ummatnya yang biadab. Tegakah kita melihat Nabi kita, sang Utusan Allah menangis, karena prihatin dengan akhlak ummatnya. Marilah dari sekarang, jangan permainkan agama, marilah kita serius dalam menjalankan agama ini. (imq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar