Kamis, 05 Maret 2009

pengaruh qolbu bagi kehidupan

i dalam tubuh manusia terdapat suatu organ yang mengendalikan organ-organ lain. Yakni Al-Qolb (hati). Tapi kini orang salah kaprah dalam memaknai Qolbu itu sendiri, banyak orang beranggapan bahawa qolbu adalah segumpal daging berwarna merah tua yang letaknya di rongga dada bagian kanan, yang dalam istilah biologi di sebut organ hati, padahal yang di maksud Qolbu dalam Al-qur’an adalah jantung.
Kenapa harus jantung? karena di dalam Al-guran dijelaskan bahwa qolbu itu mengatur kerja tubuh kita, dan jantunglah yang mengayur kinerja seluruh organ tubuh kita, dengan cara mengedarkan darah. Sebagai contoh, jika organ bekerja dengan malas maka jika detak jantung di percepat tubuh kita akan terasa semangat kembali, dan mekanisme tersebutlah yang di aplikasikan terhadap multivitamin, dan obat-obatan yang meningkatkan energi dan stamina tubuh. Tapi jika jantung dibuat bekerja keras terus menerus, akan mempengaruhi umur jantung tersebut. jadi sebaiknya kita menjauhi segala jenis obat- obatan penambah stamina, karena dampaknya juga kurang menyehatkan jantung kita.
Qolbu dalam area rohani sangat mudah sekali berbolak- balik , maksudnya mudah sekali berganti pikiran. Oleh karena itu kita harus meng-antisipasinya dengan cara memantapkan niat kita, kita kekang niat kita dengan keikhlasan. Mutu keikhlasan adalah sejauh mana kita menyerahkan urusan kita kepada Allah. Jika kita dalam melakukan sesuatu dengan rasa gembira dan puas maka itulah ikhlas, ikhlas inilah yang membuat hati kita mempengaruhi nasib kita. Kita cukup mengikhlaskan maka kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan, bahkan apa- apa yang tidak kita bayangkan sebelumnya semuanya berjalan dengan sangat mudah penuh dengan keihklasan hati tanpa perasaan gusar sedikitpun. Mungkin itu inti dari buku “QUANTUM IKHLAS R” karya Erbe Sentanu.
Di dalam buku tersebut mas Erbe mengungkapkan suatu hukum yang di sebut “the LAW OF ATTRACTION”, hukum tersebut menjelaskan, bahwa hati itu ibarat sebuah magnet raksasa yang akan menarik apaun di sekelilingnya, jika hati berprasangka baik maka yang akan terjadi dalam kehidupan kita adalah kebaikan, itu di sebut positive feeling, sebaliknya jika kita berprasangka buruk maka yang akan terjadi dalam kehidupan kita juga hal- hal yang buruk, saat ini positive feeling menggantikan kedudukan positive thinking sebagai prinsip hidup bahagia, hal ini penting karena kekuatan hati akan menentukan pandangan kita terhadap suatu kejadian, jika kita ikhlas maka hati kita akan memberi alasan- alasan baik mengapa hal itu bisa terjadi. Tetapi jiak hati kita tidak rela/ ikhlas maka malah menjadikan keadaan kita semakin buruk, jika suatu hari anda terbangun lalu masuk kamar mandi dan tiba- tiba anda terjatuh karena lantainya licin, dan lagi- lagi ketika di jalan anda terjatuh, maka secara refleks hati kita merasa hari itu adalah nasib buruk bagi kita. Hal ini akan mempengaruhi memori kita dalam menyimpan kejadian- kejadian dalam kehidupan sehari ini, memori kita akan sangat terangsang untuk mengingat kecelakaan- kecelakaan walaupun kecelakaan kecil, dan akan mudah sekali mengabaikan keberuntungan- keberuntungan yang dialami. Maka hal itu yang membuat kita merasakan nasib buruk, walaupun faktanya lebih banyak keberuntungan yang dialami.

Oleh karena itu islam mengajarkan agar berprasangka baik, dan melihat kebawah dalam urusan duniawi, dan melihat ke atas dalam urusan ukhrowi. agar kita bersyukur dan ikhlas menjalani hidup ini. Dengan melihat semua yang di takdirkan oleh Allah kepada kita adalah yang terbaik unuk kita, sehingga kita merasakan suasana kehidupan yang sangat menyenangkan. Di dalam islam di sebutkan :

“Perkara yang paling penting di dunia ini adalah iman, jika iman kita baik maka baik pula amal perbuatan kita, jika amal kita baik maka suasana dan keadaan pun akan menjadi baik “
Maksudnya jika iman seseorang baik maka orang itu akan memiliki sifat taqwa (takut kepada Allah) merasa dilihat, didengar dan diawasi oleh Allah, maka dalam bertindak dia akan melakukan hanya perbuatan- perbuatan yang baik dan terpuji saja. Jika perbuatannya sudah baik maka ia selalu jujur, berprasangka baik sehingga ia memandang kehidupan ini dengan bahagia dan yang terasa adalah suasana dan keadaan yang baik.

Sebaliknya jika iman kita buruk maka akan terealisasi suatu perbuatan yang buruk pula,s penuh dengan kemaksiatan, seperti tidak mensyukuri nikmat Allah, maka ia memandang hidup ini sebagai sebuah kesusahan yang tiada henti-hentinya, sehingga hatinya merasakan suasana dan keadaan yang buruk.

Jadi baik buruknya suasana dan keadaan dipengaruhi iman, sedangkan iman itu sendiri letaknya di hati. Jadi jelaslah bahwa hati memang benar-benar mempengaruhi kehidupan kita.

Mulai sekarang ikhlaskan dan percayalah anda adalah seseorang yang beruntung, lebih-lebih setelah membaca artikel ini dan setelah memahami dan mempraktekannya anda akan merasakan dengan sangat nyata kebahaguaan dan keberuntungan dalam hidup anda. Syukuri dan rasakan dengan penuh keikhlasan hingga anda memperoleh keikhlasan sejati. Selamat berjuang kawan !..., berjuang melawan pembangkangan hati. (yns)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar