Begitu kita bangun pada dini hari, terasa badan jadi bugar, semangat dan tenaga kerja rasanya pulih dan kembali segar, dan ini salah satu karunia nikmat yang kadang tidak banyak direnungkan dan diperhatikan. Bukankah kita telah merasakan nikmatnya tidur sepanjang malam. Sekujur badan terbujur lemas, lena menerawang di alam mimpi, istirahat pulas menikmati tidur karunia Allah yang terakar, dan andaikata rasa kantuk itu tak kunjung tiba, berarti nikmatnya tidur tidak akan kita rasakan, apa yang terjadi ? Betapa gelisahnya perasaan ini, badan terasa gerah, ini baru sisi kecil dari kehidupan ummat manusia. Oleh karena itu, betapa hinanya kita jika tidak bersyukur, setiap hari kita merasakan nikmat-Nya tapi kita tidak pernah berterima kasih kepada Allah.
Marilah kita layangkan pandangan kita ke sekeliling lingkungan, bahwasanya setiap makhluk yang hidup di atas permukaan bumi Allah ini sangat tergantung kepada komponen udara yang telah disediakan oleh Maha Pencipta. Di dalam udara atau hawa, padanya dijumpai berbagai unsur gas, gas oksigen, nitrogen, hidrogeen, helium, zat lemas, argon, kripton dan gas-gas mulia lainnya yang kecil jumlahnya. Jadi sesungguhnya sama sekali tidak ada pabrik gas, karena manusia tak mampu membuat gas. Yang ada hanyalah pabrik memisah-misahkan gas dengan perbedaan titik didih masing-masing gas.
Untuk lebih meyakinkan diri kita, apa yang dikemukakan di atas, patutlah diketahui atau kalau ada yang telah mendalami anggaplah kita mengulang kajian lama, bahwa seorang manusia sehat dewasa dalam keadaan normal, dalam satu menit kurang lebih 20 (Dua Puluh) kali bernapas. Satu kali bernafas udara kurang lebih 2 liter udara ke dalam rongga-rongga pernapasan, ini berarti semenit akan menghirup kurang lebih 40 liter udara. Kalau sehari semalam (24 jam) kita akan mengkonsumsi 57.600 liter udara, atau dengan kata lain kita telah menggunakan gas oxygen murni (100%) sebanyak 20% dari 57.600 liter udara adalah 11.520 liter oxygen murni seharinya. Berapa besarkah nilai ekonominya ?
Saat ini umum dipasarkan satu tabung oxygen harganya Rp. 40.000 yang isinya 6000 liter yang kadar oxygen antara 97-99% berarti nilai tiap liternya adalah 40.000 : 6000 adalah kurang lebih Rp. 6.600 per liter. Ini berarti seseorang manusia sehat cuma-cuma alias gratis telah menghabiskan gas oxygen setiap harinya dengan nilai 11.520 kali Rp. 6.600 sama dengan Rp. 760.000,- kalau sebulan nilainya menjadi Rp. 22.800.000,-
Nah kalau kita ingin lebih mendalaminya lagi seberapa besar nikmat oxygen yang telah kita hirup selama hidup atau pada usia kita saat ini misalnya 40 tahun, 50 tahun atau 60 tahun rata-rata kita semua yang masih hidup, tertuang kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam nilai rupiah saat ini di atas 1 milyar, rasanya memang mustahilkah? Tapi kalau tidak percaya boleh hitung sendiri setelah sampai kerumah, begitu besarnya nikmat Allah kepada hambaNya dan masih sebagian kecil nikmat yang baru kita perhatikan. Karena jika kita menghitungnya, kita tidak akan bisa menghitungnya karena nikmat Allah sangat tak terhingga, Allah berfirman, “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah tidaklah dapat kamu menghinggakannya.” (QS. Ibrahim : 34)
Marilah kita mensyukuri akan apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita, bukankah dalam Surat Ar-Rahman, Allah mewanti-wanti kepada kita dengan mengulang-ulang 31 kali peringatan bagi umat manusia dengan firmanNya: “NikmatKu manakah lagi yang kamu dustakan.”
Marilah kita bersama-sama meluangkan waktu merenung sejenak di tengah kesibukan mencari nafkah betapa besar karunia Allah kepada diri kita, keluarga kerabat kita, bangsa kita dan hamba Allah pada umumnya. Sebagaimana yang telah kita ketahui dengan nyata sisi-sisi kecil atas nikmat yang telah kita rasakan bernilai sekian besarnya apalagi dalam mengarungi hidup ini, masih akan mengenyam nikmat-nikmat lainnya berupa nikmat kelapangan rizki, nikmat berkeluarga, nikmat kebahagiaan, nikmat kepuasan hidup dan masih setumpuk nikmat lainnya yang sukar menyebutkannya satu persatu.
Sebagai hasil renungan kita atas nikmat ini tentunya menimbulkan kesadaran dari lubuk hati yang dalam, kemudian dituangkan dalam bentuk kesyukuran, dan kesyukuran ini tidaklah punya arti sama sekali jika hanya dalam bentuk lisan semata. Mensyukuri karunia Allah harus berupa pengakuan hati kepada kebesaran dan keagungan Allah dalam sikap dan tindakan nyata, berupa membantu hajat hidup orang-orang yang dalam kesempitan, menghibur orang-orang yang dalam kesedihan, orang yang terkena musibah, membantu mereka yang membutuhkan pertolongan, meyantuni anak-anak yatim dan badan-badan amal lainnya. Seperti dalam firman Allah : “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Israa’ : 29)
Janganlah berdalih tidak mampu sementara rizki terus mengalir masuk, penuhilah telapak tangan fakir miskin yang sedang mengulas dada tipisnya karena ketiadaan makanan hingga kelaparan berkepanjangan, ceritakanlah, kabarkanlah dan sebarkanlah kepada orang lain betapa nikmat Allah yang telah kita rasakan, ulangilah berkali-kali syukur ini kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala. Karena jika kita bersyukur, nikmat kita akan terus bertambah, ibarat orang meminta sesuatu, lalu berterima kasih kepada yang memberinya. Beberapa hari kemudian, si pemberi itu akan memberi lagi. Seperti yang difirmankan Allah, Artinya: “Jika kalian bersyukur niscaya Aku tambahkan bagimu beberapa kenikmatan, dan jika kamu sekalian mengingkarinya ingatlah siksaKu sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7)
Kadang kita tidak mau sekolah, padahal banyak saudara-saudara kita yang tidak bisa merasakan sekolah, sehingga kadang mereka berebut antri saat ada penyuluhan dating ke desanya. Kadang saat makan, kita selalu protes tatkala ibu kita masak sayuran hijau, padahal banyak saudara-saudara kita yang tidak bisa makan, kelaparan. Kadang kita mengalami kegemukan (obesitas) sampai melakukan program diet, padahal banyak saudara-saudara kita yang mengalami gizi buruk, terlalu kurus, sehingga ia akan mati jika diet. Kadangpula kita protes terhadap mainan kita yang tidak pernah baru, kadangpua kita iri saat ada game terbaru, padahal banyak saudara-saudara kita yang tidak memilik mainan, sehingga mereka hanya bermain dengan pasir dan air. Betapa malangnya nasib mereka, maka oleh karena itu, kita yang saat ini masih berada di atas, sepatutnya kita untuk BERSYUKUR
Ingatlah bahwa kehidupan kita seperti roda yang berputar, kadang kita berada di atas, kadangpula berada di bawah, bisa juga di tengah. Oleh karena itu, jika kita berdiam diri dan tidak mau bersyukur kepada Allah kita pun akan turun ke bawah. Begitupula saat kita berada di bawah, kita jangan menyesal dan putus asa, karena jika kita tidak mau bersyukur, kita justru akan dijatuhkan dari roda kehidupan ini. Oleh karena itu, jika kita yang berada di atas marilah kita bersyukur, karena ibarat roda jika kita mengaitkan kepada yang sesuatu di atas, roda itu tidak akan berputar. Kita pun yang berada di bawah, juga diwajibkan untuk bersyukur. Karena syukur itu ibarat sebuah tangga yang akan membawa kita ke puncak kesuksesan. Keutamaan yang lainnya Jika kita sudah bersyukur kita akan terhindar dari siksa Allah, seperti yang difirmankan Allah “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui” (QS. An-Nisa : 147)
Marilah kita memohon kehadirat Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga Allah menjauhkan kita dari perbuatan kufur nikmat dan memberikan limpahan karunia agar kita tetap termasuk dalam golongan yang sedikit yakni golongan orang-orang yang tahu mensyukuri nikmatNya, Amin Ya Robbal Alamien. (IMQ)
ad-dhuha edisi 51 th. II/2009