''Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman, untuk tunduk mengingat Allah dan kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya diturunkan Alkitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang fasik.'' (QS. Al-Hadid : 16).
Ayat ini diturunkan untuk menegur kaum mukminin yang lalai dalam berzikir, yang mencakup segala amal yang bersifat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dakwah membutuhkan orang-orang yang serius dalam memikulnya, bukan yang menjadikannya pekerjaan sambilan. Setiap detik waktu seorang Muslim harus mengandung nilai ibadah kepada-Nya, karena tujuan penciptaan jin dan manusia adalah untuk beribadah.
Serius dalam beramal bukan berarti harus selalu bertampang seram plus menakutkan. Tapi, keseriusan yang mencakup nilai-nilai ketenangan dan bijak dalam bertindak. Serius bukan berarti dilarang untuk bercanda, karena bercanda sendiri adalah bagian dari hidup Rasul SAW. Beliau pernah mencandai nenek tua tentang keberadaannya di surga. Dengan para sahabat, Rasulullah juga kerap bercanda, tapi sebuah candaan yang tetap tidak terlepas dari esensi kebenaran dan pelajaran tersirat.
Serius, itulah kunci untuk bisa bersaing dengan zaman dan bisa memenuhi kebutuhannya. Selayaknya seorang Muslim untuk terus mengungkung dirinya dalam keseriusan bekerja, beramal, dengan tujuan utama mencapai ridha Allah SWT. Fakta akan selalu bicara bahwa kemunduran umat tidak lepas dari kelalaian mereka dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama. Orang-orang yang memang menginginkan agar Islam berada dalam sudut kemandulan sistem, akan terus berjuang agar umat Islam terus berada dalam tidur yang lelap, berbungakan mimpi-mimpi indah.
Sebagian umat Islam sekarang begitu mudah mengekor falsafah ateis yang jauh dari nilai-nilai Ilahiah. Persis seperti yang digambarkan oleh hadis Rasulullah SAW tentang karakter umat Islam akhir zaman yang mengikuti orang Yahudi dan Nashara sacara buta, sampai masuk lubang biawak pun mereka akan mengikutinya. Sekarang bukan waktunya lagi untuk berhura-hura. Masing-masing harus bersungguh-sungguh dalam bidang yang didalaminya, agar cita-cita tidak hanya berada dalam penjara angan-angan belaka.
Dalam Pepatah Arab dikatakan :
“Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan apa yang diinginkannya,
Dan barang siapa yang bersabar maka untunglah dia,
dan barangsiapa yang berjalan pada jalannya, maka sampailah ia.”
Dikisahkan Pada sebuah cerita kerajaan, ada seorang pemuda yang miskin, pada suatu waktu ia bertemu dengan seorang wanita, ia pun jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis jelita. Tak disangkanya ternyata gadis tersebut adalah anak raja. Tetapi anak muda tersebut nekat untuk mempersunting gadis tersebut.
Maka berangkatlah pemuda tersebut ke istananya gadis tersebut, ketika sampai di depan pintu gerbang ia melihat tulisan “man jadda wa jada”. Saat ia akan masuk, di tanya dia oleh seorang penjaga “ hai anak muda mau bertemu siapa kamu ?” anak muda itu menjawab “aku ingin bertemu sang Putri” ditanya lagi oleh penjaga “ada apa gerangan kamu bertemu dengan anak sang raja” anak muda itu menjawab lagi “sesungguhnya aku ingin mempersunting anak sang raja". Mendengar jawaban pemuda tersebut, prajurit kerajaan itu pun justru mencaci-maki pemuda tersebut dan diusir oleh penjaga tersebut.
Akhirnya pemuda itu pulang ke rumahnya dengan keadaan sedih serta sedikit kecewa, kemudian keesokan harinya pemuda itu datang kembali ke kerajaan tersebut, akan tetapi di depan pintu gerbang ia bertemu dengan penjaga pintu yang kemarin mengusirnya. kemudian ia diperlakukan seperti halnya hari pertama. Ia pun pulang dengan sedih dan kecewa serta putus asa. Tetapi ia teringat oleh tulisan yang ada didepan pintu gerbang tersebut yang berbunyi man jadda wa jada yang artinya “barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan mendapatkannya” .
Akhirnya pada hari ketiga ia bertekad untuk kembali lagi untuk datang ke istana tersebut. Ketika ia mengetuk pintu gerbang, ternyata yang membuka bukanlah para penjaga, melainkan sang raja sendiri. Sang Raja Bertanya, “Ada Apa Kamu Kesini ?” akhirnya ia menceritakan keinginannya tersebut. Saat mendengar Ulasan Pemuda tersebut, sang raja kaget. Sang Raja Berkata, “Anak Muda, jika kau benar-benar ingin menikahi putriku, aku akan memberikan ujian kepadamu !” . Pemuda itu Pun Berkata, “Apapun itu Ujiannya akan ku lakukan demi mendapatkan Putri Bapak ! Apa Ujian Itu Rajaku ?” Raja pun menjawab, “ini adalah sebuah cincin, yang akan ku lemparkan ke Danau. dan Bilamana kamu dapat menemukannya kembali, maka aku bersumpah kamu akan kujadikan menantuku !”
Celakanya, Sang pemuda sangat malang itu ternyata tidak bisa berenang, ia berfikir sejenak akhirnya ia nekat untuk menguras danau tersebut. Hari demi hari, minggu demi minggu, ia terus-menerus menguras air di danau tersebut dengan sebuah timba. Beberapa Minggu kemudian, datanglah seorang nelayan tua. Sang nelayan tersebut bertanya kepada sang pemuda tersebut “hai pemuda apa yang sedang kamu lakukan” pemuda menjawab “saya ingin mencari cincin yang dibuang oleh sang raja, karena apabila aku mendapatkan cincin tersebut aku boleh menikah dengan anaknya tersebut.”. Nelayan berkata, “Sungguh bodoh sekali kau, sampai kapanpun kecuali tanpa izin Allah air di danau itu tak akan pernah habis jika kau mengurasnya !”. Pemuda itu bingung, “Lalu harus bagaimana lagi, sedang aku tidak bisa berenang ! Maukah Engkau menyelam, untuk mencari cincin itu”. “Aku tidak mau, aku hanya mau mengajarimu cara berenang ! jika aku yang menyelam maka itu bukan hasil dari usahamu !” Jawab Nelayan.
Akhirnya sang nelayan mengajari pemuda tersebut, sehingga sampai mahir berenang. Dan akhirnya pemuda tersebut menyelam dan mencari cincin itu sendiri. Akhirnya ditemukannya cincin tersebut, dan dibawanya kepada sang Raja. Sehingga Sang raja menikahkan pemuda tersebut dengan Putrinya tersebut.
Begitulah Apabila kita selalu serius, bersungguh-sungguh, bersabar maka segala sesuatu yang kita harapkan pasti akan terkabulkan. Maka Oleh karena itu, kita sebagai muslim terlebih di Bulan Ramadhan ini, marilah kita melakukan semua ibadah baik wajib maupun sunnah dengan serius, dengan penuh kekhusyukan & kekhidmatan, agar semua amal ibadah kita senantiasa diterima oleh Allah swt. Sehingga semua yang kita kerjakan, tidak sia-sia, senantiasa dicatat oleh para malaikat. Marilah kita berbondong-bondong memperbanyak ibadah dengan serius, karena di bulan ini, semua pahala dilipat gandakan. Semoga kita digolongkan para penghuni surga. (C-Anm)
Senin, 25 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar