Senin, 25 Januari 2010

Menjadi Insan yang akhirat Oriented

Menjadi Insan Yang Akhirat Oriented
OLEH : KH. THOHA MUNTAHA

PRAGMATISME VS IDEALISME

Terlalu Sembrono jika membangun tata kota mengabaikan unsur AMDAL, ketika masih bernama Batavia belanda sudah mempersiapkan banjir kanal karena mereka sadar posisi Jakarta tak berbda jauh dengan Amsterdam rawan banjir. Banjir besar Jakarta yang terjadi hampr tiap tahun adalah akbat kuatnya arus pragmatisme dan lemahnya idealsme
Seorang pemuda tergolek lemah di panti rehabilitasi narkoba, tubuh kurus, mata cekung, asma akut, batuk tak pernah henti, kenapa ?
Borjuis, glamour, permisif, uang di tangan, free sex, pergaulan bebas dan pecandu berat narkoba, adalah life stylenya saat masih sehat.
Ideology pragmatisme merasuk sumsumnya hingga tiba-tiba dunia gelap, langit seakan runtuh, bumi bergetar keras, saat vonis aids terdengar di telinganya.

AKHIRAT ORIENTED

Berpikiran Akhirat atau Berpikir ke depan merupakan ciri Muttaqien yang ketiga. Orang yang mempunyai Jiwa Akhirat selalu Taat aturan main, visioner, waspada, teliti, mengutamakan produktivitas, kreatif, inovatif, kompetitif, menghargai proses, adalah kristalisasi kesadaran ukhrow, yang dengan balutan hdayah jadilah baju taqwa. Yang menjadi simbol idealisme.
Kenapa anda tidak merokok ? padahal remaja seusia anda banyak yang jadi pecandu rokok, demi masa depan yang sehat dan produktf, haram tenggorokan saya menghisap asap rokok. Jawaban seperti ini adalah bagian dari irama idealisme, berorientasi ukhrowi adalah idealisme yang orang-orang modern sering mengabaikannya.

Allah Berfirman :
“(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. Al-Fushilat : 7)

Lawan kata akhirat adalah dunia = dekat, sedang akhirat = jauh ke depan, berorientasi akherat adalah berfikir jauh ke depan, munculnya fenomena pemanasan global, perubahan iklim, labilitas alam, ancaman nuklir merebaknya aids tak lepas dari polah tingkah manusa yang mengeksploitasi alam dan system moral hingga terjadilah apa yang disebut “fasad”, Seperti yang difirmankan Oleh Allah :

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum : 41)

Hidup tak berhenti saat jantung tak berdenyut , justru kehidupan yang amat panjang dan jauh dimulai saat darah tak mengalir. Saat itulah terjadilah “NGUNDUH WOHING PAKERTI” karenanya selagi hidup di dunia (Alam dekat) usahakan sebagai lahan investasi akherat (alam jauh), taat kepada Allah, berbuat baik, memberi manfaat, mewaspadai ragam kerugian menghndari madlarat, konsisten pada sunnah rasul adalah life-style akhirat. Dalam Al-Qur’an Tertulis :

“Barangsiapa yang kafir Maka Dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan Barangsiapa yang beramal saleh Maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan),” (QS. Ar-Rum : 44)
Sebagai umat muslim kita harus memiliki Keyakinan bahwa akhir lebih baik daripada permulaan.

“Dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).”
(QS. Ad-Dhuha : 4). Selain itu kita juga harus berkeyakinan bahwa kehidupan di akhirat lebih baik dan kekal. Allah Berfirman kembali :

“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la : 17)

Dan apabila kita sudah memiliki kedua keyakinan tersebut, dan sudah kita tanamkan dalam hati kita. maka atribut taqwa atau Muttaqien akan merasuk ke dalam jiwa kita. dan janji Allah kepada Orang bertaqwa akan kita dapatkan pula. Oleh karena itu, Marilah kita Berpikir ke depan sebelum melakukan segala sesuatu, niscaya semua masalah akan terselesaikan, semua tantangan akan terlewati. Sebaliknya, apabila kita terlalu berpikiran sempit (Dunia) maka, tantangan akan semakin rumit, masalah dan tak kunjung usai. Be Akhirat Oriented.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar