Kamis, 16 April 2009

Perbedaan, Persatuan atau Perpecahan




Perbedaan kerap kali membuat manusia terpecah belah, bertikai, saling membunuh, berperang, namun kadang pula perbedaan juga mampu memperat hubungan manusia, hingga melahirkan keturunan-keturunan layaknya kita. Sebenarnya perbedaan itu indah, Allah menciptakan Malam untuk kita beristirahat,lalu menciptakan siang untuk kita bekerja. Allah juga menciptakan api untuk memanaskan, dan sebaliknya Allah juga menciptakan air untuk mendinginkan. Itulah kekuasaan Allah, bagaimana hidup ini jika hanya siang saja, tidak disertai dengan adanya malam, dan bagaimana pula juga hanya ada api, tapi tidak ada air. Hidup kita akan terasa hampa tanpa perbedaan, hari-hari kita akan terasa sunyi jika tidak melihat sesuatu hal yang baru.
Selain itu, manusia juga kerap bosan dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini, kemarin suka makan Sayur, saat ini suka makan Daging, besok lagi akan makan burger. Itulah manusia, tidak akan pernah merasa puas meski sudah memiliki semua hal yang ada di dunia ini. Di situlah manfaat perbedaan, perbedaan selalu menemani di saat kita bosan, selalu melindungi di saat kita susah. Tergantung tiap-tiap manusia sendiri yang mampu mengorganisir perbedaan itu, oleh karena itu kita perlu Menerima, Menghargai, Mengelola Perbedaan untuk semangat dan meraih kemajuan.

Tahap pertama : Menerima

Untuk dapat mengelola arti perbedaan kita harus menerima bahwa setiap diantara kita berbeda-beda, dalam AL-Qur’an dijelaskan : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-HUjarat : 13)
Dalam ayat di atas diterangkan bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, berbangsa-bangsa, serta bersuku. Agar dapat mengenal, serta mengetahui segala sesuatu yang ada di orang lain. Orang laki-laki tidak tahu bagaimana sifat wanita, begitu juga sebaliknya. Suku sunda tidak tahu akan kebiasaan-kebiasaan suku madura, oleh karena itu diperlukan perkenalan agar semua manusia dapat mengerti kebiasaan semua suku. Karena seperti yang kita tahu, dunia ini bukan milik kita saja, masih ada milyaran orang dan triliyunan hewan serta tumbuhan yang tinggal di bumi ini. Jika ada orang yang tidak mau menerima segala kenyataan akan perbedaan ini, suruhlah mereka untuk membuat dunia sendiri, suruh mereka untuk hidup sendiri, yang dimana mereka akan kesepian dan akan sengsara karena kegoisan mereka sendiri.
Oleh karena itu, terimalah perbedaan itu, dan Jika kita ingin diterima di Negara orang, di daerah orang, maka terimalah mereka. Perlakukan mereka dengan sebaik mungkin agar mereka memperlakukan hal yang sebaliknya kepada kita. Percayalah, bahwa semua hal di dunia ini berbeda, tapi mereka adalah saudara kita, tetangga kita, teman kita, kolega kita, yang senantiasa menemani hidup kita, dari lahir kita sampai mati kita.

Tahap Kedua : Menghargai

Mari Tanamkan dalam hati kita, bahwa kita ini semua berbeda, ada yang pintar dan ada yang bodoh, ada juga yang kaya dan ada juga yang miskin, ada yang tampan ada yang jelek. Pangkal masalah dengan adanya perbedaan karena kita selalu merasa lebih baik dari yang lain, karena kita selalu merasa benar, oleh karena itu jika ada yang kurang dari mereka hargailah mereka, karena kita tahu semua orang berbeda-beda. Dan ketahuilah diatas langit masih ada langit, mungkin hari ini kita masih lebih bisa dari mereka tapi masih banyak orang di sekita kita yang lebh tangguh, lebih pintar, dan lebih hebat dari kita.
Sekali lagi saya ingatkan, dunia ini ditinggali oleh milyaran orang yang berbeda-beda keinginannya, berbeda sifatnya, berbeda wataknya, berbeda rasnya, jika kita mampu menghargai mereka semua, kelak kita akan dihargai pula oleh mereka. Seperti halnya saat kita kedatangan tamu, jika kita mampu menghargai mereka. Maka, mereka akan menghargai kita pula tatkala kita bertamu ke rumah mereka.

Tahap Ketiga : Mengelola

Jika kita sudah mampu menerima, dan menghargai perbedaan itu. Tahapan terakhir adalah mengelola perbedaan itu. Steven R. Covey mengatakan dalam bersinergi atau berjamaah akan tercermin perbedaan nilai tiap individu, yang kalau kita mampu mengelolanya akan melahirkan team work yang solid, dimana nilai hasilnya akan jauh lebih besar, lebih dahsyat atau lebih unggul dibandingkan kalau dilakukan sendiri-sendiri. Makin besar kekuatan sinerginya dalam setiap kali berinteraksi dengan yang lain, maka akan semakin besar pula kemampuan yang di hasilkan , itulah diantara kunci menjadi unggul. Jadi kalau ingin menjadi unggul, nikmati hidup berjamaah, karena seorang yang pintar jika bertemu orang yang pintar akan bertambah pintar. Untuk itu berjamaahlah, tapi berjamaah yang positif, karena berjamaah itu ada kalanya saling melemahkan dan saling melumpuhkan. Maka, lakukanlah branchmarking (studi banding) ke institusi lain sebagai perbandingan, dan ini sangat penting. Hal ini agar pemikiran kita terus berkembang tidak mandek atau di situ-situ terus.. Oleh karena itu jangan pernah meremehkan orang lain, setiap bertemu orang harus jadi sarana perubahan dan penambahan wawasan kita. Jangan merasa pintar sendiri, merasa yang terbaik, yang terbagus, maka sebenarnya kita telah menjadi yang terbodoh.

Pada dasarnya kita selalu siap untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Mudah bagi kita bila yang terjadi cocok dengan harapan kita. Namun, bagaimanapun, setiap orang itu berbeda-beda. Tidak semuanya harus sama "gelombangnya" dengan kita. Maka yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri agar potensi konflik akibat perbedaan ini tidak merusak.Begitulah, perbedaan kadang bisa menyatukan manusia, tapi kadang pula juga bisa memecah belah manusia. Tergantung dari tiap-tiap pribadi sendiri yang tidak egois, berjiwa sosial, serta mampu menerima, menghargai, dan mengelola perbedaan itu sendiri. Karena, perbedaanlah yang mampu membawa manusia hingga jaman sekarang ini. (IMQ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar