Selasa, 14 April 2009
Bermanfaatkah Kita Di Dunia
"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak
manfaatnya bagi orang lain" (H.R. Bukhari).
Sebagian besar dari kita mungkin sudah mendengar hadis tersebut. Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai Allah kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang diperlihatkan Allah kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi Allah aneka potensi kelebihan oleh-Nya, dan dikaruniakan pula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia.
Karena ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Seperti hadist yang sudah disebutkan di atas, semakin banyak nilai manfaat yang kita berikan kepada orang lain, maka semakin tinggi pula derajat kita hingga kita menjadi manusia yang terbaik di mata manusia sendiri serta di mata Allah swt. Sekarang kembali kepada diri kita ! pernahkah dalam keseharian kita, ada orang yang memanggil kita ? tentunya pernah karena semakin banyak orang yang memanggil kita, tentunya itu pertanda bahwa mereka sangat membutuhkan kita. Lalu, pernahkah ada orang yang meminta bantuan kepada kita ? mungkin jarang bagi kita, dimintai bantuan oleh orang lain karena dimintai bantuan merupakan suatu gambaran bahwa kita lebih mampu dari mereka. Lalu yang terakhir, adakah orang yang mengucapkan terima kasih kepada kita ? terima kasih merupakan suatu apresiasi orang lain dalam menghormati kita, karena kita telah memberikan suatu manfaat bagi mereka.
Ketiga hal diatas hanyalah suatu gambaran tentang arti dari manfaat itu sendiri. Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“ Kaum manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi mereka, Dan amalan yang paling dicintai Allah ‘azza wajalla adalah amalan yang mendatangkan kebahagian bagi seorang muslim, atau yang dapat menepis kesedihannya, atau dapat melepaskannya dari jerat hutang, ataukah menghilangkan rasa laparnya. Dan saya berjalan bersama saudaraku seorang muslim dalam untuk memenuhi kebutuhannya lebih saya cintai dari pada melakukan I’tikaf selama sebulan. Dan barang siapa yang menahan amarahnya niscaya Allah akan menutupi auratnya. Dan barang siapa yang menahan lagi mengendalikan hawa amarah dan jika dia berkehendak untuk melepaskannya dia dapat melepaskannya, niscaya Allah akan memenuhi hatinya dengan keridhaan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang berjalan bersama saudaranya seorang muslim untuk memenuhi kebutuhannya hingga saudaranya itu mendapatkan kebutuhannya, Allah ta’ala akan menetapkan pijakan kakinya pada hari dimana kaki-kaki manusia pada berguncang. Dan sesungguhnya akhlak yang buruk akan merusak amal, sebagaimana cuka akan merusak madu “ (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir no. 176).
Banyak cara bagi kita untuk memberikan manfaat bagi semua orang, yaitu :
BERMANFAAT DENGAN MEMBERIKAN HARTA
Terkadang di saat kita memiliki sejumlah rezeki, kita kadangkala berfoya-foya, menghabiskan uang kita untuk bersenang-senang. Padahal, banyak saudara kita yang kebingungan mencari kerja, kesulitan mendapatkan uang, sehingga harus tinggal di sebuah kontrakan yang kumuh, mereka tidak bisa membeli apa-apa, kadang anak-anak mereka merengek-rengek meminta sesuatu, tapi mereka tak kuasa untuk mendapatkannya karena terhimpit masalah ekonomi.
Salah satu cara bagi kita untuk membantu orang lain adalah dengan menyisihkan harta kita untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Seperti memberikan shodaqoh di masjid, yayasan, dan memberi santunan kepada anak yatim, para dhuafa, lansia. Bahkan yang lebih berkesan adalah apabila kita mampu memberikan modal usaha kepada wirausahawan yang tidak memiliki modal. Karena selain memberi, kita juga mampu meningkatkan taraf kehidupan orang lain, yang mulanya tidak memiliki apa-apa.
BERMANFAAT DENGAN MEMBERIKAN MAKANAN
Kadangkala di saat kita lapar ada saja yang kita beli, kadang membeli nasi pecel, bakso, mie ayam, dan segala jenis makanan yang ada di rumah makan. Padahal, di meja makan kita ada sederet masakan ibu kita, bibi kita yang sekiranya masih dapat kita makan. Namun, karena kita mengikuti hawa nafsu perut, kita justru lebih memilih membeli makan di luar daripada menikmati masakan ibu kita yang dimasak dengan penuh kasih saying hanya untuk kita. Padahal Jika kita perhatikan di seberang sana, banyak saudara-saudara kita yang mengais-ngais tempat sampah rumah makan, demi mendapatkan sesuap nasi untuk mengganjal perut, yang tidak memenuhi standar kebersihan dan gizi. Mereka sangat kesulitan mendapatkan sebutir nasi, sampai-sampai menyisir beras di halaman gudang beras yang kadang kala bercampur dengan tanah. Namun, mereka tetap saja tegar meski hanya bisa makan dengan nasi dan garam saja.
Membaca fenomena di atas, tentunya kita patut merenungi kesusahan saudara-saudara kita yang terhimpit kemiskinan. Sehingga apabila ada makanan yang masih layak dan tidak kita makan, sebaiknya kita berikan semua itu kepada orang yang lebih membutuhkan, niscaya do’a mereka akan mengiringi kita.
BERMANFAAT DENGAN MENULARKAN ILMU
“Iika mati anak adam maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga hal, yaitu : pertama shodaqoh jariyah, kedua anak yang sholihah, ketiga ilmu yang bermanfaat” di jaman globalisasi ini kita dituntut untuk mempunyai ilmu yang tinggi agar kita tidak tergeser dan terdepak dalam arus kompetisi ini. Bagi kita yang orang tuanya mampu mungkin masih dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana. Tapi seperti yang kita lihat di sekitar kita,banyak teman-teman seangkatan kita yang putus sekolah karena terhimpit biaya sekolah yang mahal. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menularkan ilmu yang kita miliki kepada teman-teman, serta saudara-saudara kita yang putus sekolah. Selain ilmu umum, kita juga wajib memberikan ilmu agama, agar mereka tahu bagaimana cara ibadah, bagaimana cara melakukan hubungan dengan sang illahi.
Seperti hadist di atas, apabila kita mati nanti semua ilmu yang kita tularkan kepada orang lain itu akan terus mengiringi kita. Apabila ilmu itu dipergunakan, dimanfaatkan, ditularkan lagi kepada orang lain. Sehingga pahala kita akan terus mengalir, meski ajal sudah mengintai kita.
BERMANFAAT DENGAN TENAGA
Inilah cara alternative yang mampu dilakukan oleh semua orang, jika kita belum mampu memberikan suatu manfaat dengan harta, makanan, dan ilmu yang bermanfaat, kita mampu membantu dengan fisik kita, dengan tenaga kita, dengan keringat kita. Jika kita melihat orang lain kesusahan dalam melakukan sesuatu, kita bisa menolongnya dengan membantu mengangkatkan, membantu membawa.
Dalam hidup kita harus mempunyai prinsip, “Jangan sampai orang lain berkeringat karena kita, dan biarlah kita berkeringat demi orang lain” maksud dari filosofi tadi adalah kita harus senantiasa membantu orang lain. Relakan tetes demi tetes keringat kita untuk membantu mereka.
Dari penggalan tulisan di atas, marilah kita beranjak dari kemalasan kita, jangan mau untuk menjadi manusia yang terburuk, lepaskan segala penat kita untuk membantu orang lain. Marilah kita menjadi orang yang terbaik, dengan senantiasa membantu sesama manusia, senantiasa menolong mereka. Banyak cara untuk memberikan manfaat kepada orang lain, tergantung dari kita sendiri bagaimana cara kita mengaplikasikan arti manfaat itu sendiri. Mari membantu orang lain, agar ucapan terima kasih mereka senantiasa mengiringi kita, menjadi pahala buat kita, yang mampu menghantarkan kita menuju surganya Allah, tempat berkumpulnya para anbiya’ dan mursalin, tempat singgahnya para alim, ulama, serta para wali. Mari berbuat manfaat kepada semua orang agar kita menjadi manusia yang bermanfaat. (imq)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar