”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ........
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat
(yang dipikulnya) dan janjinya," (QS. AL-Mukminuun : 1 , 8)
inilah salah satu tanda iman yaitu orang yang selalu memelihara amanat, dan selalu menepati janjinya. Karena orang yang selalu Menjaga Amanat, dan menepati janji, tidak tergolong pada golongan Orang Munafik. Seperti sabda rasulullah : ”Tanda-tanda Orang Munafik, ada tiga : Apabila Berkata Bohong, Apabila berjanji tidak ditepati, apabila dipercaya selalu berkhianat.”
KENAPA KITA HARUS SELALU MEMELIHARA AMANAT ?
karena Amanat adalah suatu Kepercayaan yang diberikan kepada kita untuk diamalkan sebaik mungkin. Suatu kepercayaan itu dipilih karena barangkali kita yang paling mampu untuk melaksanakan kepercayaan itu. Seperti terpilihnya sebagai kita sebagai Kepala Negara, bukan berarti kita terpilih kita bebas melakukan apa yang kita inginkan, kepercayaan dan amanah yang diberikan pada kita harus kita laksanakan dengan sebaik-baiknya, apa yang diinginkan oleh Rakyatnya harus terpenuhi, selalu mendengar apa yang diharapkan masyarakat dan melihat kondisi rakyat-rakyatnya. Bahkan pada Era Kekhalifahan Khulafaur Rasyidin, beliau berpesan kepada Kepala wilayahnya, jangan sampai Ayam di Negara kita terjatuh gara-gara jalanan kita yang rusak. Bahkan para Khulafaur Rosyidin rela keliling seluruh Negeri pada Malam hari secara gerilya, untuk melihat dengan mata kepala sendiri kondisi rakyatnya.
Begitu besar rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh para Khulafaur Rasyidin, mereka selalu memikirkan kondisi rakyatnya bahkan sampai lupa memikirkan dirinya sendiri, saat melihat kondisi rakyatnya yang merana. Mereka selalu berusaha semaksimal mungkin, bekerja keras demi semua rakyatnya sejahtera, dan mempunyai lapangan Pekerjaan.
Sejenak kita bandingkan dengan Kepemimpinan di Negara kita, masih banyak jalanan yang rusak yang menghambat semua kegiatan masyarakat kita, masih banyak anak bangsa ini yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menikmati indahnya pendidikan, masih banyak masyarakat kita yang tidak mampu berobat karena tidak memiliki biaya, masih ada jutaan Sarjana dan Orang yang tidak memiliki pekerjaan, namun, melihat kekurangan Kinerja Pemerintah kita juga jangan selalu merendahkan Pemerintah seperti Firman Allah : ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul (nya), dan ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),” (QS. An-Nisaa’ : 59).
Ulul Amri atau yang biasa disebut Pemerintah, wajib kita taati semua kebijakannya. Tapi jika kebijakan itu bertentangan dengan kepentingan Rakyat, maka kembalikan kepada AL-Qur’an dan Sunnah RASUl. Dan terus kita do’akan agar pemerintah kita mendapatkan hidayah, sehingga mampu bekerja dengan baik, bersih dari korupsi, dan selalu memihak Rakyat dalam memutuskan semua kebijkannya. Ketahuilah semua Kebijakan pemerintah kita akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, semua keadaan rakyat di masa kepemimpinannya akan dipertanyakan di akhirat. Jadi kita serahkan semua kepada Allah, karena semua ini sudah menjadi Taqdir Allah di yaumul Mahfudz dulu. Kita serahkan kepada Allah, sebaik dan seburuk apapun kinerja Pemimpin kita, itu adalah pemimpin kita yang telah kita pilih saat Pemilu dulu, jika memang ada Kinerja-Kinerjanya dalam 100 hari Pemerintahannya ada yang kurang berkenan di Hati kita, kita seharusnya berpikir kenapa dahulu memilih mereka. Itu adalah pilihan kita yang harus kita terima, dan jalani. Dan jika kecewa dengan Kinerjanya pada Pemilu kelak, pilihlah pemimpin yang terbaik, yang mampu membela rakyat.
FAKTOR PENYEBAB RUSAKNYA PARA PEMIMPIN : Lemahnya pengamalan prinsip agama, Senang mengikuti hawa nafsu dan kesenangan dunia belaka, Sikap kolusi dan nepotisme yang berlebihan, Teman dan penasihat kepercayaan yang tidak baik atau menjadikan orang-orang kafir sebagai pembantu kepercayaan, Menyerahkan kekuasaan dan jabatan kepada orang-orang yang tidak berjiwa patriot dan ihklas, Diktator dalam mengendalikan kekuasaan, Tekanan internasional terhadap para pemimpin, Terpengaruh dengan sistim negara-negara kafir dan meninggalkan sistim Islam.
Rasulullah saw. bersabda : "Barangsiapa yang mendapatkan dari pemimpin sesuatu yang tidak menyenangkan, maka hendaklah bersabar, sesungguhnya barangsiapa yang keluar dari pemimpin, maka meninggal dalam keadaan jahiliyah (BODOH)". (HR. Al-Bukhari) Abdullah Ibnu Abbas berkata: "Pemimpin adalah ujian bagi kalian, apabila mereka bersikap adil, maka dia mendapat pahala dan kamu harus bersyukur dan apabila dia zhalim, maka dia mendapatkan siksa dan kamu harus bersabar." Imam Nawawi berkata: "Barangsiapa yang mendiamkan kemungkaran seorang pemimpin tidak berdosa kecuali dia menunjukkan sikap rela, setuju atau mengikuti kemungkaran tersebut."
Orang yang selalu memelihara amanat, indikasinya selalu memiliki rasa tanggung jawab, karena ketahuilah semua amanat yang diberikan kepada kita akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak, amanat tidak hanya berupa Terpilihnya kita menjadi Pemimpin, seorang anak juga merupakan amanat yang akan dpertanggungjawabkan kelak, sudahkah anak tersebut bisa membaca Al-Qur’an, sudahkah anak anda beribadah kepada Allah ? Hal Haram apakah yang pernah dilakukan oleh kita ? bagaimana dan Apa saja yang dilakukan oleh Anak kita akan kita pertanggungjawabkan kelak, jadi DIDIKLAH anak kita sebaik mungkin, karena itu adalah Amanat yang diberikan kepada kita.
KENAPA KITA HARUS MENEPATI JANJI ?
Karena Janji adalah hutang, dan Hutang harus Dibayar, dan jika sampai matipun belum dibayar, Hutang tersebut wajib dibayar oleh keluarga.
Janji adalah suatu kesepakatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk melakukan sesuatu, seperti saat kita janjian akan bertemu teman kita di suatu tempat, jika teman kita tersebut tidak datang, padahal kita sudah menunggu berjam-jam. Bagaimana perasaan kita ? jengkel tentunya ! begitu pula dengan Janji Pemimpin kita kepada Rakyat yang hingga saat ini masih banyak yang belum ditepati, bagaimana perasaan Rakyat ? Jengkel dan Marah tentunya, sehingga membuat DEMO Besar-besaran pada Hari Kamis 28 Januari 2010 Kemarin. Itu adalah ekspresi kemarahan rakyat terhadap janji-janji pemerintah yang masih belum ditepati.
Maka, mulai sekarang jadilah orang yang selalu menepati janji, dan jangan suka mengumbar suatu janji yang belum tentu bisa kita lakukan. Maka islam menganjurkan untuk mengucapkan ” Insya Allah ” saat akan melakukan sesuatu. Karena Allah tahu, kemampuan Manusia ada batasnya, tidak ada yang mampu mengetahui takdirnya , satu jam yang akan datang, sehingga apabila kita berjanji ucapkan Insya Allah, mengapa karena selain berdo’a kepada Allah agar mampu menepati janji itu, janji itu tidak terikat dan apabila kita benar lupa atas izin Allah janji itu gugur. Jadi, sekarang kita renungkan janji-janji apa yang belum kita lakukan, baik itu janji kepada kita sendiri , janji kepada Makhluk, Janji kepada Allah.
Allah Berfirman : ”(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Imron : 76). Orang yang selalu menepati Janji indikasinya adalah JUJUR, ia selalu mengamalkan apa yang berani dia ucapkan, atau ia janjikan. Ia tidak membohongi janji-janjinya, Rasulullah bersabda : ”Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua (Pahala semua Amal Ibadah) itu ?, saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Sahabat berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini, adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka”. (HR. Turmudzi) jadi, jaga mulut kita dari Janji-janji yang memberatkan diri kita.
Marilah kita menjadi seorang yang selalu memelihara Amanat, dan Menepati Janji, agar kita tergolong menjadi orang yang beriman. Orang yang selalu mengamalkan Kepercayaan yang diberikan kepadanya, orang yang yang tidak mau menodai amanat yang diberkan kepadanya, orang yang selalu sama antara lisan, hati, dan perbuatan. Orang yang selalu Jujur kepada dirinya sendiri, jujur kepada Makhluk, dan juga juga jujur Kepada Allah dan Rasul-Nya. Semoga kita digolongkan menjadi golongan orang yang selalu memelihara Amanat dan Menepati Janji. (imq)
Senin, 08 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar